اَلْحَمْدُلِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِىْن
Kata Tawakkal sangat akrab dengan kita dalam kehidupan sehari - hari , tetapi begitu sulit memahami makna Tawakkal yang sebenarnya apalagi melaksanakan dan mengamalkan Tawakkal. Secara Etimologi bahasa arab Tawakkal berasal dari Fi'il Madli ( kata kerja yg lampau ) yang berarti berserah diri, arti secara istilah umum menurut para ulama Tashawuf yaitu menyerahkan segala urusan baik urusan dunia maupun urusan akhirat hanya kepada Allah semata. betapapun sulit dan berat untuk mengamalkannya itu suatu kewajiban seorang hamba untuk berusaha semampunya untuk mengamalkan nya karena di dalamnya tersimpan hikmah besar dan kemuliaan dan martabat di sisi masyarakat, adalah buah dari tawakkal
kepada Allah Swt. Orang yang bertawakkal tidak pernah bergantung kepada
orang lain, sebab ia menyandarkan dirinya hanya kepada Allah Swt tuhan semesta Alam. Ia
tidak pernah merendahkan dirinya demi mencapai harta dan jabatan, apalagi melakukan segala upaya yang hina. Sehingga martabat dan kemuliaannya tetap selalu terjaga yaitu martabat sebagai hamba Allah Dzat yang Maha Perkasa .
Imam Alghozali memberikan keterangan yang terperinci dalam kitab beliau ihya ulumiddin juz 3 dalam pembahasan rub'ul munjiyat bahwa tawakkal adalah dasar dari iman seorang muslim.
Ilmu
pengetahuan, industri, seni dan teknologi, menjadi sumber prestasi bagi
manusia. Dengan ilmu dan teknologi manusia dapat mencapai kemakmuran
materi dan memiliki berbagai fasilitas dalam kehidupannya, serta banyak
hal yang awalnya tidak diketahui manusia menjadi tampak jelas baginya.
Dewasa ini, banyak fenomena yang telah dipahami oleh ilmu manusia,
namun ada satu poin yang menjadi perenungan dan harus ditinjau ulang
oleh para pakar, yaitu kemajuan dan kemampuan materi tidak mampu
memenuhi kebutuhan ruh dan jiwa manusia seperti kebutuhan akan
ketentraman, ketenangan, rasa optimis dan harapan akan masa depan.
Saat ini, banyak problem yang mengancam masyarakat, di mana kecemasan
dan depresi adalah yang paling umum dialami mereka. Ilmu psikologi,
bimbingan dan psikiatri dengan berbagai metodenya, berupaya memberikan
solusi terhadap masalah tersebut. Berbagai aliran pengobatan psikologi,
mulai dari terapi perilaku, terapi psikoanalitik dan pengobatan yang
didasarkan pada nalar dan emosi serta bentuk pengobatan yang lainnya,
diterapkan demi membantu manusia menghilangkan problemnya. Selain
berbagai metode pengobatan tersebut, agama datang untuk membantu manusia
dan memberikan strategi psikologis khusus untuk menghadapi
masalah-masalah kejiwaan.
Tawakal kepada Allah Swt
adalah salah satu metode yang dapat membantu manusia. Berbagai riset dan
pengamatan empiris menekankan akan hal itu, dimana tawakal kepada Allah
Swt dapat mengurangi rasa cemas dan depresi, bahkan berbagai penyakit
fisik yang disebabkan oleh masalah psikologis, serta menciptakan
ketentraman, keberanian, optimisme, percaya diri dan kesabaran bagi
manusia. Dalam Islam ditegaskan bahwa tawakal kepada Allah Swt sebagai
salah satu strategi penting agama demi kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.
ARTI TAWAKKAL DLM ALQURAN
Secara etimologi, tawakal adalah mempercayakan, memasrahkan dan
menyerahkan permasalahan kepada pihak lain. Tawakal menunjukkan adanya
kelemahan dan ketergantungan kepada pihak lain. Dalam Al-Qur'an, kata
tawakkal berjumlah 42 dalam segala bentuk, tunggal atau jamak,
berkonotasi memasrahkan diri, memercayakan serta menyerahkan segala
permasalahan kepada Allah Swt. Sedangkan secara istilah, salah satu
definisi tawakkal adalah bentuk ketergantungan dan kepasrahan yang benar
kepada Allah swt sebagai zat yang berkuasa mendatangkan manfaat dan
menolak marabahaya dengan senantiasa melakukan ikhtiar sempurna (usaha)
sebagaimana yang diperintahkan-Nya.
Bertawakkal bukan
berarti tidak melakukan ikhtiar, tetapi lebih dari itu, tawakkal berarti
menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT sembari senantiasa melakukan
ikhtiar. Rahasia dan hakikat tawakal adalah kepasrahan jiwa kepada Allah
swt, karena itu segala bentuk ikhtiar tidak akan ada manfaatnya, jika
dilakukan tanpa kepasrahan kepada Allah.
Ketika
manusia menghadapi masalah dan merasa dirinya sendiri tidak mampu
menyelesaikan masalah itu, maka ia akan menyerahkan masalah tersebut
kepada seseorang yang mampu menyelesaikannya, dan dengan jalan tersebut
ia telah meningkatkan kemampuannya. Oleh karena itu, jika yang
diwakilkan adalah seseorang yang berilmu, mampu dan berkualitas, serta
memiliki minat dan simpati tinggi kepada yang mewakilkan, maka
penyerahan tersebut akan memiliki nilai tinggi dan kemungkinan
berhasilnya pun akan lebih besar.
Kenyataan ini sesuai
dengan tawakal manusia kepada Allah Swt. Manusia senantiasa menghadapi
masalah dalam hidupnya, dan mengingat manusia memiliki banyak
keterbatasan dan tidak mampu menyelesaikan masalahanya sendiri, maka
untuk menutupi ketidakmampuan dan kelemahannya, selain menggunakan
faktor alamiah dan materi, ia harus bersandar kepada kekuatan tak
terbatas Allah Swt dan percaya kepada-Nya, serta memohon pertolongan
Allah Swt supaya sukses dalam mengatur urusan kehidupannya. Allah Swt
sebagai pencipta manusia lebih mengetahui segala sesuatu yang
menguntungkan atau merugikan manusia dan tentunya Dia lebih penyanyang
dari segalanya.
Sebagaimana keutamaan akhlak yang
lain, tawakal juga memiliki berbagai sebab dan sumber. Namun dapat
dikatakan bahwa pennyebab utama tawakal adalah iman dan yakin kepada zat
suci Allah Swt dan keindahan serta keagungan-Nya. Ketika manusia
menyadari kekuatan dan ilmu tak terbatas Allah Swt dan melihat dunia
sebagai panggung anugerah tak terbatas-Nya, maka ia dengan penuh
keyakinan akan bertawakal dan menyerahkan dirinya kepada Allah Swt. Saat
manusia berada dalam masalah, Ia akan berpegang hanya kepada Allah Swt
dan selain berusaha, ia juga akan memohon keberhasilan kepada-Nya.
Percaya penuh kepada Allah Swt demi meraih ketenangan jiwa dapat
menghilangkan kecemasan dan kegelisaan, sehingga manusia dengan mudah
dapat melangkah untuk meraih hasilnya. Salah satu ciri orang yang
bertawakal adalah di saat bahagia ia tidak terlalu berbangga, dan
tatkala kebahagiaan itu lenyap, ia juga tidak terlalu gelisah dan sedih,
namun ia semaksimal mungkin berupaya memenuhi keperluannya dan
menyerahkan hasilnya kepada Allah Swt. Ia yakin bahwa Allah Swt akan
menolongnya.
Manusia seperti itu bagaikan orang yang
berlindung di benteng yang kuat dan musuh tidak dapat menjangkaunya.
Oleh sebab itu, orang-orang mukmin tatkala menghadapi masalah, mereka
langsung berlindung di bawah benteng tawakal, di mana tak seorang pun
dapat menembus benteng tersebut. Dengan begitu kegelisahan dan ketakutan
tidak ada artinya bagi mereka.
Banyak ayat Al-Quran
dan riwayat yang menjelaskan tentang tawakal. Dalam tujuh ayat secara
berulang disebutkan kalimat yang artinya orang-orang yang beriman harus
bergantung hanya kepada Allah Swt. Kalimat tersebut secara jelas
menerangkan hubungan antara iman dan tawakal.
Dalam surat Ash-Syu'ara ayat 61 sampai 63, Allah Swt berfirman,


![]() |
Kedua ayat tersebut mengisahkan
tentang Nabi Musa as dan kaumnya. Ketika kaum Nabi Musa as melihat bala
tentara Firaun yang mengejar mereka, mereka ketakutan dan menyatakan
bahwa mereka tidak akan mampu menghadapai tentara Firaun. Namun Nabi
Musa as menenangkan mereka dan mengingatkan kaumnya bahwa Allah Swt
bersama mereka.
Pada hakikatnya, salah satu metode
efektif yang dilakukan semua nabi dalam menghadapi masalah adalah
tawakal kepada zat tak terbatas Allah Swt. Manusia yang bertawakal,
dalam dirinya akan timbul energi dan kekuatan serta akan menemukan
kesabaran yang berkesinambungan demi mencapai tujuan-tujuannya.
Selain itu, ia akan menemukan arti dari segala peristiwa yang ia alami
dalam kehidupannya. Pemahaman tersebut dapat membantunya dalam
menafsirkan fenomena kehidupannya, sehingga terlepas dari sesuatu yang
tidak berguna dan tak berarti. Manusia seperti ini tidak akan pernah
merasa putus asa dan akan terus berupaya demi mencapai tujuannya, namun
jika mereka tidak mendapat hasil yang diinginkan, mereka menilai bahwa
ada kebaikan di balik itu.
Terkait hal itu, Allah Swt dalam surat al-Baqarah ayat 216 berfirman,
![]() |
".... Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Salah satu sisi lain
dari tawakkal kepada Allah Swt adalah harapan manusia kepada anugerah
Allah tatkala mengalami kondisi yang sulit. Munculnya harapan untuk
terbebas dari kegelisahan dan masalah / problem, serta harapan untuk mendapat
pertolongan Allah Swt dalam memerangi kebathilan, merupakan dampak dari
tawakkal. Orang yang bertawakkal merasa yakin akan mendapat pertolongan
Allah Swt, sehingga ia tidak tenggelam dalam masalah yang ia hadapi.
Manfaat lain dari tawakal adalah memiliki hati dan kemandirian yang
kuat dalam mengambil keputusan. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa
"Barang siapa yang ingin menjadi orang yang paling dicintai masyakarat,
maka ia harus bertakwa, dan barang siapa ingin manjadi orang terkuat di
masyarakat, maka ia harus bertawakkal kepada Allah Swt, dan....."
Kemuliaan dan martabat dalam bidang sosial adalah cahaya dari tawakkal sebagai anugerah dari
kepada Allah Swt kepada seorang mukmin. Orang yang bertawakkal tidak pernah bergantung dan meminta kepada
orang lain, sebab ia menyandarkan dirinya hanya kepada Allah Swt yang Maha Perkasa. Ia
tidak pernah merendahkan dirinya demi mencapai harta dan jabatan yang ia inginkan,
sehingga kesucian martabat dan kemuliaannnya selalu tetap terjaga sampai akhir hayatnya .
Terkait hal itu, dalam surat al-Anfal ayat 49, Allah Swt berfirman,
![]() |
"… (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mu'min) ditipu oleh agamanya". (Allah berfirman): "Barang-siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". ."
Dengan tawakkal, urusan materi dan maknawi manusia akan teratur dengan baik dan sesuai dengan segala yang di perintah dan tentukan oleh Allah SWT Pencipta alam semesta. Ia akan
mendapat rizki terbaik yang tidak pernah ia bayangkan dan tak pernah ia pikirkan sebelumnya
dan ia akan menjalani hidupnya di jalan yang benar dengan rasa puas dan
optimis. Rasa puas tersebut dapat menjauhkan manusia dari penyakit-penyakit jiwa dan akhlak.Semoga Allah senantiasa memberikan pertolongan NYA kepada kita dan semua kaum muslimin supaya bisa manjalankan perintah Allah dengan kesempurnaan dan keikhlasan. Sebagai bentuk harapan kita agar Allah SWT menjauhkan kita semua dari semua siksa dan azab dunia apalagi azab akhirat.Amin Ya Robbal Alamin.
Wallahu A'lamu bishshowab, wabillahittawfiq walhidayah
Wallahu A'lamu bishshowab, wabillahittawfiq walhidayah
( BIAR MISKIN ASAL TENANG = BMAT ) Trims buat P SANI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar